Dirjen Pendis : Tingkatkan Keilmuan dan Ketulusan Dalam Mendidik

Parepare, (Inmas Wajo) – Dirjen Pendidikan Islam H. Kamaruddin Amin menghadiri dan memberikan orasi ilmiah pada acara Wisuda perdana sejak Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare beralih menjadi Institut Agama Islam (IAIN) Parepare di Auditorium IAIN Parepare yang  sekaligus diresmikan pemanfaatannya oleh beliau. Kamis, (21/2/2019).

Dalam orasi ilmiahnya, Kamaruddin Amin mengatakan bahwa kualifikasi Doktor para Dosen merupakan indikator kredibilitas dari sebuah perguruan tinggi. Olehnya itu, Ditjen Pendis akan menyediakan berbagai fasilitas agar para dosen dapat segera menuntaskan program studi doktoralnya, ungkap Dirjen Pendis.

Beliau juga menargetkan 4 tahun ke depan agar IAIN Parepare melahirkan 5 – 10 guru besar. Oleh karenanya, program akselerasi terkait dengan guru besar ini harus dilakukan secara cepat. Sudah saatnya para dosen disupport untuk melanjutkan studi ke jenjang doktoral”. Harap Adik kandung Kakankemenag Kab. Wajo, H. Anwar Amin.

Disamping itu, Dirjen Pendis juga menceritakan pengalamannya sewaktu menuntut ilmu di Jerman. Dosennya seorang orientalis besar dunia tinggal di Belanda berbatasan dengan Jerman sedangkan H. Kamaruddin Amin tinggal di Born, Jerman. Dosennya selalu mengunjunginya di Born untuk berdiskusi dimana statusnya pada saat itu adalah seorang mahasiswa yang mungkin agak beda dengan kondisi kita di Indonesia.

 “Hal tersebut mengajarkan kita bahwa ketulusan itu tidak mengenal status sosial. Ini perlu disosialisasikan agar seorang dosen atau guru, apa pun kedududukannya di kampus atau di madrasah untuk tidak segan dan sekali-kali datang ke kos-kosan mahasiswa untuk berdiskusi dan sharing. Melihat kondisi jaman now, terkadang ada penghalang seorang dosen mendatangi mahasiswanya hanya karena status sosial, apalagi ada istilah ngetren bahwa mahasiswalah yang membutuhkan dosen, bukan dosen yang butuh mahasiswa”. Tulis Shodiq Asli Umar di akun FBnya selaku alumni STAIN Parepare yang juga sebagai Lurah Mallusetasi Kota Parepare.

Lanjutnya, “Teringat pesan AG. H. Abduh Pabbaja sewaktu berkunjung kepada beliau untuk diberikan nasehat, Gurutta Pabbaja mengatakan : ini pesan dari guru saya KH. Muh. As’ad, pendiri Ponpes As’adiyah Sengkang : Kun Mukhlishan takun mukhlashan (jadilah orang ikhlas niscaya orang ikhlas kepadamu) . Di era sekarang KETULUSAN sudah menjadi harga mahal bahkan memegang prinsip kapitalis ‘Everyting is money’ (segalanya adalah uang)”. Tutupnya. (hmz/sp)