Sengkang, (Inmas Wajo) – Keterpanggilan hati yang mengantarkan dirinya pada sebuah keyakinan untuk memeluk agama Islam dan ini adalah sebuah keputusan hati untuk pindah keyakinan yang tentunya ini jauh dari tekanan, paksaan dari seseorang.
Tersebutlah seorang anak laki-laki yang bernama Endar yang nantinya berganti nama menjadi Muh. Endar Hidayat (16 tahun) setelah memeluk Agama Islam. Endar menganut agama/aliran kepercayaan Tolotang (Hindu) asal Buloe Kec. Maniangpajo Kab. Wajo.
Ada sebuah proses yang secara natural sejak duduk di bangku SMP. Interaksi yang terbangun dengan teman muslim yang menggerakkan hati si Endar. “Dengan melihat keseharian teman temanku di sekolah yang selalu memperlihatkan sikap dan perilaku yang meluaskan pikiranku dan membuat ketenangan batin saya”, ungkapnya.
Semakin hari semakin tumbuh rasa keinginan untuk memeluk agama Islam dan hidayah itu datang pada saat duduk kelas 1 SMK. “Saya banyak konsultasi tentang agama Islam dengan guru saya Bapak Darmawangsa, diskusi yang terbangun dengan beliau semakin menguatkan keyakinan saya dan pada akhirnya saya menemui kedua orang tua saya minta izin untuk pindah agama, akan tetapi kurang mendapat respon sebenarnya”, jelas Endar.
Kemudian Darmawangsa selaku sang guru dari Endar mencoba membangun komunikasi untuk proses pengIslaman kepada Sulaiman selaku Ketua Lembaga Amil Zakat Infak dan Shadaqah Muhammadiyah (LAZISMU) yang juga sebagai Penyuluh Agama Islam KUA Kec. Tempe bertindak selaku mediator kerjasama dengan mengusulkan secara resmi kepada Kantor Urusan Agama (KUA) Kec. Tempe dalam hal ini Asgar sebagai Kepala KUA.
Setelah persiapan proses pengislaman dianggap matang dan mantap, maka dikonsultasikanlah lebih lanjut kepada H. Abdul Waris Ahmad selaku Imam Besar Masjid Agung Ummul Quraa Sengkang untuk bisa memimpin proses tersebut yan dilaksanakan di Masjid Agung Ummul Quraa Sengkang, Jum’at (25/1/2019).
Imam Besar Masjid Agung Ummul Quraa Sengkang, H. Abdul Waris Ahmad mengatakan kepada awak media bahwa Proses pengislaman Endar ini yang merupakan seorang siswa SMK kelas X, sebenarnya sudah lama ingin masuk Islam karena tertarik dengan beberapa temannya yang rajin beribadah. “Bahkan saat saya tuntun baca istighfar dan dua kalimat syahadat, dia sudah lancar karrn sudah lama dia dengar dari teman-temanya”, ungkapnya
Dia mau diislamkan di mesjid agung supaya banyak yang saksikan bahwa dia sudah berubah keyakinan dan sesungguhnya kedua orang tuanya tidak sepakat anaknya menjadi muallaf, tapi karena kemauan dan dorong cintanya kepada Islam sehingga dia nekad melabraknya, barakallah, tutup H. Abdul Waris yang juga merupakan PNS Kankemenag Kab. Wajo. (hmz/arf)